Gejala El Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan satu dari beberapa alasan mengapa kebakaran gampang terjadi.Namun parahnya lagi, kemarau dimanfaatkan warga di beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan untuk membakar lahan. Pelakunya memang rakyat biasa yang tidak tahu akibatnya. Namun, jangan lupa ada dalang di balik pembakaran lahan. Mereka itu para korporasi yang nyaris tak tersentuh hukum.
Darurat Asap, Bencana Asap, entah apalagi istilahnya. Yang pasti, kasus asap berulang setiap tahun dan nyaris tak bisa dijadikan pelajaran. Padahal tahun lalu, kebakaran hutan dan lahan di Riau telah membuat rakyat negeri jiran itu kelabakan. Kali ini justru lebih parah dan sudah menimbulkan korban meninggal dunia.
Semua kekuatan dikerahkan. Bukan hanya kemampuan dalam negeri. Tapi juga bantuan luar negeri meskipun sebelumnya enggan diterima. Ribut di mana-mana. Namun, kita lupa bahwa ada bencana dahsyat yang mengancam bangsa Indonesia. Itu adala asap rokok kerena pembakaran tembakau di mulut perokok.
Sikap bandel Indonesia yang tidak meratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dan memainkan RUU Tembakau adalah langkah mundur. Kondisi ini membuat pabrik rokok makin leluasa dan jumlah perokok terus meningkat.
Dampak dari asap lahan dan asap merokok berbeda. Jika asap lahan umumnya dipenuhi gas beracun Carbon Monoksida (CO2), dalam asap rokok jauh lebih dahsyat. Ada 7000 zat beracut dalam rokok, satu di antaranya nikotin yang merupakan zat adiktif yang mempengaruhi saraf dan aliran darah. Zat ini bersifat karsinogen yang menyebabkan kanker paru yang mematikan.
bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan