Cara Perokok Siasati Kanker
Kebijakan pemerintah mewajibkan perusahaan membubuhkan gambar penyakit di bungkus rokok ternyata tak berdampak besar. Para pecandu tembakau olahan ini masih memiliki cara untuk menghindar dari gambar di bungkus rokok. Mereka berusaha mencari stok bungkus rokok tanpa gambar meskipun harganya lebih mahal. Sementara yang tidak mendapatkan bungkus stok lama, memindahkan ke kotak bungkus lain.
Para perokok mengaku, bungkusan rokok baru bergambar menggangu kenikmatan merokok mereka. Sementara, perokok lain memilih gambar yang bukan penyakit kronis, misalnya perokok dengan latar belakang tengkorak dan perokok yang menggendong anak-anak. "Agak jijik memang melihat gambar di bungkusan rokok, tapi belum bisa berhenti," ujar Azhar, warga Banda Aceh.
Perokok lainya punya strategi berbeda. Dia membeli rokok dan langsung memindahkan ke kotak rokok aluminium yang dijual terpisah. Alasanya juga karena takut melihat gambar, tapi masih kecanduan dengan rokok. "Saya pindahkan ke kotak lain, karena melihat gambar itu tidak sanggup makan," aku Adi.
Ada pendapat berbeda dari perokok pemula. Yusuf, warga Aceh Besar menyatakan tidak perlu memindahkan batangan rokok ke kemasan lain. Karena jika memindahkan sama artinya munafik. "Untuk apa dipindah, sekalian tidak usah merokok jika takut atau jijik."
Aktivis antirokok Aceh, Ainal Mardhiah sedikit gembira dengan perubahan sikap perokok di Indonesia terutama di Aceh. Kewajibaan membubuhkan gambar penyakit di bungkus rokok secara perlahan akan mengurangi jumlah perokok atau jumlah rokok yang dikonsumsi per hari.
Meskipun persentase gambar penyakit kanker di bungkusan hanya 40 persen, langkah ini sebagai upaya yang sedikit maju dibandingkan sebelumnya. Hanya saja, gambar wujud rokok yang diisap dan merokok di depan bayi dan anak-anak perlu diganti. "Jangan kasih opsi soal gambar. Karena perusaan rokok pintar dengan strateginya," kata Ainal. .