Rumah Antirokok, Mengapa Tidak!

No Comments

Memusuhi atau antirokok tak akan berhasil jika tanpa memulai. Prinsip tiga M yang populer: mulai sekarang, mulai dari diri sendiri dan mulai dari hal terkecil bisa dicoba.

Pribadi antirokok, keluarga antirokok, lingkungan antirokok, hingga desa atau kampung antirokok kenapa tak pernah mencobanya. Jawabannya, sulit memullai. Begitulah yang sering menghantui pribadi pembenci tembakau dan rokok.

Ada pengalaman menarik di Aceh Besar dan Banda Aceh. Sebuah rumah yang kebetulan teman dan aktivis antirokok "mengharamkan" kios kecil  yang ada di depan rumahnya menjual rokok. Padahal, kios tersebut menjual kebutuhan sehari-hari, kecuali rokok.

Aneh, jika dipahami sepintas. Namun, lazim kalau ini dijadikan sebagai bentuk perlawanan terhadap konsumsi rokok di kalangan warga. Tapi, bagi pemilik rumah sekaligus pemilik kios menanggapi biasa saja. "Mulanya aneh, karena kita terbiasa menjual rokok. Tapi perlahan bisa dimaklumi juga, " ujar Rizanna dalam suatu kesempatan.

Demikian juga yang dijalannya di tempat lain. Desa atau Kampung Lamlhom, Aceh Besar membatasi konsumsi rokok dengan cara tidak menjual rokok kepada anak-anak. Pedagang di daerah ini. tidak menjual rokok kepada anak di bawah umum meskipun itu disuruh orangtuanya. Para warga dan perangkat kampung di tempat menerapkan aturan tersebut mengingat prevalensi atau tingkat konsumsi rokok terus meningkat. "Jangan menjual kepada anak-anak, anak-anak membeli rokok ayahnya saja tak dibolehkan, ujar JUnaidi, warga setempat.

Pembatasan yang serupa dijalankan Ainal Mardhiah. Warga Gampong Lamdom, Banda Aceh ini selain mensosialisasi bahaya rokok kepada keluarga, juga menempelkan sticker antirokok di rumahnya.  Sticker "No Smoking House" ditempelkan di pintu masuk rumah dengan warna mencolok. Ternyata, sticker ini memengaruhi para pengunjung yang bertamu ke rumah tersebut.

Pengalaman menarik terjadi ketika lebaran Idul Fitri beberapa tahun lalu. Seorang tetangga yang kebetulan merokok berlebaran ke rumah Ainal. Saat akan mengetuk pinta terbaca sticker tersebut sehingga harus membuang rokok saat akan masuk ke rumahnya. "Kalau dipikir memang tidak enak juga. Tapi, jika tidak pernah dicoba, kita terlalu permisif dengan rokok," kilah Ainal yang giat mempromosikan bahaya merokok.

back to top