Media sosial lebih sering membawa dampak negatif bagi masyarakat. Lihat saja beredarnya foto bayi merokok di Facebook disayangkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Tak ketinggalan, para aktivis pengendalian rokok ikut geram dengan foto yang dinilai melanggar hak-hak perlindungan anak tersebut.
"Saya harap ada penanganan terkait anak ini," kata Fuad Baradja, seorang aktivis anti rokok dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) seperti ditulis detik.com Selasa (10/2/2015).
Fuad merasa geram karena tidak semestinya bayi sekecil itu berkenalan dengan rokok. Dari sudut pandang kesehatan, racun yang terkandung di dalam asap rokok berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Bahkan bagi orang dewasa, racun tersebut juga bisa memicu kanker.
Yang lebih memprihatinkan bagi Fuad, sang ibu yang diterngarai sengaja mengunggah foto tersebut berdalih bahwa pose merokok tersebut adalah keinginan bayinya. Dalam salah satu komentarnya, sang ibu mengatakan bahwa bayinya akan melakukan hal yang menurutnya lebih berbahaya jika keinginannya tidak dituruti.
"kl ga di trutin ngamuk anak na kepala jedotin tembok lbih bhaya," tulis sang ibu di kolom komentar.
Bagi Fuad, adanya kecenderungan untuk ngamuk jika tidak diberi rokok mengindikasikan bahwa si bayi terkena dampak buruk racun rokok. Pada orang dewasa, kecenderungan tersebut mirip seperti kecanduan rokok yang bagi sebagian orang sulit untuk disembuhkan.
"Kalau benar sudah sampai taraf itu, saya mau turun tangan," kata Fuad yang juga seorang terapis berhenti merokok dengan metode Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT).
http://health.detik.com/read/2015/02/10/195106/2829321/763/foto-bayi-merokok-beredar-terapis-berhenti-merokok-ingin-turun-tangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)