Rokok Picu Keinginan Mantan Pecandu Narkoba Kembali

No Comments
Kebiasaan merokok yang tak bisa dihentikan memicu keinginan mantan pecandu narkoba untuk mengulang perbuatannya. Pakar meyakini bahwa faktor-faktor seperti stres, masalah keluarga hingga dorongan dari lingkungan dan teman sebaya berpengaruh kuat terhadap kambuhnya mantan pecandu narkoba. Risiko akan kambuh juga ditemukan lebih besar pada mantan pecandu yang masih belum bisa berhenti merokok.

Jaimee L Heffner, PhD, seorang pakar kesehatan jiwa dari Department of Psychiatry and Behavioral Neuroscience, University of Cincinnati College of Medicine, Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat mengatakan bahwa kebiasaan merokok sangat erat kaitannya dengan kemungkinan mantan pecandu narkoba untuk kambuh. Sebabnya, ada kepercayaan di kalangan pecandu yang mengatakan bahwa jika berhenti merokok dan menggunakan narkoba sekaligus, maka sistem saraf yang ada di otak akan rusak.

"Beberapa pecandu percaya bahwa jika berhenti merokok dan menggunakan narkoba sekaligus, nervous system (susunan saraf) yang ada di otak mereka tidak akan mampu menahannya dan dapat menyebabkan kerusakan permanen bahkan kematian," tutur Heffner.

"Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Berhenti merokok dan menggunakan narkoba sekaligus akan mempercepat proses detoksifikasi tubuh dari racun-racun yang menyebabkan ketagihan. Jika Anda berhasil melalui program rehabilitasi narkoba namun masih merokok, kemungkinan Anda kambuh akan meningkat 3 hingga 4 kali lipat daripada mereka yang berhenti merokok ketika selesai rehabilitasi," ungkap Heffner lagi, dikutip dari situs psychiatrictimes.com, seperti dikuti detik.com.

Robert M. Anthenelli, MD, profesor bidang neuroscience dari Uniceristy of California, San Diego, mengatakan hal serupa. Mitos-mitos yang berkembang di kalangan mantan pecandu soal rokok membuat persentase keberhasilan rehabilitasi berkurang.

Menurut  Prof Anthenelli, sebagian pecandu ada yang memercayai bahwa merokok dapat menghilangkan gejala putus obat atau sakaw dari narkoba yang mereka rasakan. Padahal hal tersebut tidak benar dan tidak terbukti secara ilmiah.

"Logikanya, rokok dan heroin adalah dua hal yang berbeda. Tak mungkin gejala putus obat untuk heroin yang Anda rasakan bisa dihilangkan dengan nikotin yang terkandung dalam rokok." tuturnya.

Untuk itu, Heffner menyarankan agar dilakukan integrasi antara rehabilitasi narkoba dan rokok. Jika hal ini dilakukan, maka kemungkinan pecandu untuk berhenti dan risiko kambuhnya pun akan berkurang.

"Integrasi harus dilakukan, mengingat betapa krusialnya peran rokok dalam penerapan rehabilitasi pecandu narkoba. Para pecandu tak hanya diterapi untuk menghilangkan kecanduan narkobanya, tapi juga harus diterapi agar berhenti merokok" ungkapnya.

Source: http://health.detik.com/read/2015/01/08/200044/2798191/763/kebiasaan-merokok-tingkatkan-risiko-mantan-pecandu-narkoba-untuk-kambuh

back to top